Saya adalah warga negara
Indonesia yang lahir di Jakarta. Saya sudah menetap di Kyoto selama 1 tahun dan
6 bulan di Kyoto sejak akhir bulan Maret 2018. Ini adalah pertama kalinya saya
datang ke Kyoto. Sebelumnya saya pernah berlibur ke Tokyo dan Sapporo. Di Kyoto
Institute of Culture and Language (atau disingkat sebagai KICL), saya mulai
belajar dari level Mengengah 1 (中級1) jurusan Bahasa Jepang. Cita-cita saya untuk belajar di Jepang adalah untuk bekerja
di Jepang.
Di level Menegah 1, saya
mendapatkan banyak ilmu dan banyak tantangan.
Tantangan nya adalah menguasai Kanji (漢字) dan tata bahasa (文法). Ini adalah sesuatu yang saya harus selalu baca buku pelajaran nya sebelum diterangkan oleh guru. Kegiatan sehari-hari di sekolah adalah untuk belajar agar lulus Japanese Language Proficiency Test (JLPT), untuk melanjutkan ke Universitas ataupun untuk mendapatkan pekerjaan di Jepang. Di KICL pun, mereka akan selalu membantu murid-murid nya untuk bisa mencapai apa yang murid mau.
Tantangan nya adalah menguasai Kanji (漢字) dan tata bahasa (文法). Ini adalah sesuatu yang saya harus selalu baca buku pelajaran nya sebelum diterangkan oleh guru. Kegiatan sehari-hari di sekolah adalah untuk belajar agar lulus Japanese Language Proficiency Test (JLPT), untuk melanjutkan ke Universitas ataupun untuk mendapatkan pekerjaan di Jepang. Di KICL pun, mereka akan selalu membantu murid-murid nya untuk bisa mencapai apa yang murid mau.
Di setiap level di KICL, akan selalu diberikan test dan
ujian untuk dinilai kemampuan kita. Kita akan selalu diberikan tantangan untuk
melanjutkan ke level selanjutnya. Sekarang saya sudah lulus JLPT N2 (Bahasa
Jepang Business) dan saya akan mendaftarkan diri untuk mencoba mendapatkan
kerja di Jepang. Saya juga telah lulus dari kelas Menengah 3 yakni (中級3).
Selain belajar di kelas kita juga ada kegiatan-kegiatan diluar
sekolah yang akan ada kurang lebih setiap minggu. Kegiatan diluar sekolah bisa
berbentuk pertemuan dengan para murid Jepang dari sekolah lain yakni (交流会), ataupun kegiatan
sukarela dan ekstra kulikuler.
Contoh kegiatan sukarela adalah untuk membantu para juru
masak untuk acara-acara unik di Kyoto, seperti Gion Matsuri (祇園祭り).
Gion Matsuri (祇園祭り). |
Di sekolah KICL, kita punya banyak fasilitas. Terutama
fasilitas ekstra kulikuler. Extra kulikuler itu akan dibawa oleh orang Jepang.
Ekstra kulikuler itu adalah group yang membuat murid-murid senang, seperti
group Manga (漫画), group badminton, group
bersepeda dan sebagai macam nya. Maupun kita tidak mengerti bahasa Jepang pada
saat itu, tapi kalau kita ada passion dengan group nya, maka akan sangat
menyenangkan. Fasilitas lain nya adalah, kita bisa belajar di perpustakaan dari
Universitas nya.
Di sisi lain, Kyoto ada banyak objek wisata yang bisa
dikunjungi. Contohnya adalah Paviliun Emas (金閣寺), Paviliun Perak (銀閣寺) dan Gion. Kultur di Kyoto berbeda dengan kota-kota lain
di Jepang.
Tea Ceremony (茶道) |
Diatas Dai Monji (大文字頂上) |
Sejak saya datang ke Kyoto, saya telah mengunjungi banyak kuil-kuil dan klenteng-klenteng sekitar Kyoto dan Osaka. Meskipun kleteng-klenteng dan kuil-kuil terusia ratusan tahun, tapi kelihatan terawat dan bersih. Begitu juga dengan tempat dan hawanya sejuk maka banyak pengunjung yang dakat untuk melihatnya. Di Kyoto ada banyak kendaraan yang melayani rute kemana saja. Contohnya adalah Bus (バス) dan kereta api (電車,地下鉄).
Kyoto adalah kota yang menyenangkan. Mereka dengan senang
hati akan membantu kita meskipun mereka tidak memahami Bahasa Inggris ataupun
Bahasa Indonesia. Di Kyoto hawa tetap
segar dan bersih, orang-orang ramah dan sangat teratur.
Untuk kalian yang mau belajar di Kyoto, ayuk segera
mendaftarkan diri di Kyoto Institute of Culture and Language. Saya harap blog
ini akan membawa banyak teman-teman baru ke Kyoto.
Salam Hangat,
William
0 件のコメント:
コメントを投稿